Senin, 27 Juni 2016

Puisi Kehidupan

Benak Kehidupan 
Oleh Fatamorgana

Pemikiran yang dini terlalu picik untuk memahami Sebongkah dunia tempatku berpijak sekarang Menyadari sebuah kehidupan membuatku muak pada kelahiranku Karena bumi tidak pernah mengajarkanku bagaimana merasakannya Kasih sayang yang aku kecap hingga sekarang hanya mampu membuatku sekedar bernafas Bertahanpun aku kaku Menyadari apa yang telah merayap dalam hatiku Membuatku takut meninggalkan peran dalam sandiwara ini tawa kadang membuatku ingin tetap tinggal untuk selamanya Tetapi disaat aku menangis Aku kembali berdusta Keterbatasanku dalam berfikir dan beranjak melewati transisi Manisnya pena kehidupan ingin ku jamah untuk selamanya Agar setidaknya aku relakan bibirku tersenyum Agar aku tumbuhkan kepercayaan diri pada kalangan rendahku Bahwa tiada beda makhluk dihadapan Tuhan Aku ingin menutup mataku agar aku rasakan manisnya di dalam Dan kubuang pahit perlahan Beranjak meninggalkan gemuruhku yang tak pantas

Semerbak Kehidupan Oleh Ikhma J Semerbak mawar yang mewangi Merekah merah pesona bidadari Tertanam ayu di lapang yang biru Berpagar rumput, bersekat batu Ku raih setangkai mawar yg ranum, berpelihara pada kendi lawas Ku sentuh lembut kelopak bertangkai duri Terlena ku tertusuk; menjerit bisu sayang Ku berlalu, tak hiraukan masa yang membakar waktu dari hari ke hari Hingga ku terpana, meraba sisi yang kering dan layu Tak ada lagi semerbak melayang Mawar yg malang Tinggallah bangkai Tinggallah kenangan

BINGKAI KEHIDUPAN
Oleh Jowo Ostraly

Waktu tak terasa berjalan
Meninggalkan sejuta kenangan
Ada kesenangan, ada kesedihan
Semua telah hadir dalam alur kehidupan

Jangan kau sesali hari yang telah lalu
Jangan kau tangisi lembaran kelam kehidupanmu
Tapi bangkitlah menuju hari esok yang bahagia

Jalan masih luas terbentang
Masih ada waktu untuk membenahi diri
Dan jangan larut dalam keputuas asaan
Karena itu bukan tujuan hidup kita.


CERMIN KEHIDUPAN
Oleh Selvi Sasmanita Saputri

Berjalan
Menyusuri tebing - tebing dan jurang melewati jalan yang berliku

Bernapa
Menghirup udara yang tiada henti
Tanpa ada yang meminta ganti rugi

Berlari sekencang mungkin
Ketika yang kita harapkan tidak jadi kenyataan

Bosan
Ketika harus menuggu yang tidak pasti
Walaupun jalan begitu terjal
Demi mendapatkan kebahagiaan

Aku insan yang mencari kebahagiaan
dengan melewati lorong - lorong kehidupa 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar