Senin, 27 Juni 2016

Puisi Religi

SAJAK UNTUK TUHAN 
Oleh Diana Ervin I

Tuhan
Tangan ku pernah tertancap banyak duri mawar
Yang ku petik di taman kota saat ia bermekaran
Aku masih terlalu kecil waktu itu

Hingga yang Kau dengar hanya tangisan kecewa dari mulutku
Lalu ku pupuk kebencian kepada semua bunga indah berduri
Mana aku tahu, Kau ingin berbicara kepada ku lewat luka

Tuhan
Jari lentik ku pernah terbakar lilin kecil
Yang ku nyalakan di saat gulita menyergap
Ia membakar jariku sewaktu aku melindungi nyala api-nya

Aku masih terlalu kecil waktu itu
Hingga yang Kau dengar hanya erangan jengkel dari mulutku
Lalu kusemikan dendam kepada setiap pelita
Mana aku tahu, Kau ingin berbicara kepada ku lewat api yang menyala

Tuhan
Tubuh ku pernah dipenuhi lebam akibat terperosok bersama bebatuan
Di ujung jalanan aspal yang berlumuran pasir keras ini
Menganga sebuah jurang

Aku masih terlalu kecil saat itu
Hingga yang Kau dengar hanya kemurkaan dari mulutku
Lalu kuabadikan amarah kepada setiap kelokan
Mana aku tahu, Kau ingin berbicara kepada ku lewat kerikil jalanan


SUNYI DALAM DO'A 
Oleh Rudi Rahman

Kesunyian melanda kalbu yang membeku
Malam terasa beku tanpa deru
Diam merana beradu dengan ingatan masa lalu
Hanya rintihan hujan terdengar sendu

Rindu kalbu menggugah jiwa
Teringat selalu pada yang Kuasa
Buat menuju ke pintu surga
Aku hanya makhluk biasa
yang tak pernah alpa dari nista

Nuansa malam merambat naik
Mengantar gerimis ke ambang senyap
Seiring do'a yang kupanjat
Mengharap datang sebuah rahmat
Kesunyian tiada kosong dan hampa
Karena jiwa menghadap yang Kuasa
Mendapat nikmat tiada tara
Saat jiwa meninggalkan duka

DO'A DAN HARAPAN 
Oleh Mochammad Zehhan Adam

Malam-malam ku yang kelabu selalu dipenuhi dengan doa ,
Diselimuti oleh ayat-ayat penyejuk hati
Sampai pagi mejemput doa itu takaan pernah putus

Berharap petunjuk yang mulia sampai berujung bahagia
Walau masih jauh dari bahagia, daku kan kejar selalu selagi masih ada waktu
Sejuk hati dan jiwa ini jikalau daku mengingat-nya
Dikala gundah datang merobek sepi sampai denyut nadi terasa terhenti

Sering kali daku terpaku oleh kuasanya yang membuat pipi ini dipenuhi dengan derai air mata
Apa daya daku hanyalah ciptaan-mu, yang kotor dan diselimuti banyak dosa

Tuntun lah daku selalu dijalan mu, jalan lurus yg telah kau tentuntukan
Maaf beribu maaf selalu terucap, atas segala salah dan penyesalan yang pernah terjadi
Malam kian sunyi, namun bibir ini tak henti-hentinya merintikan bait demi bait penenang hati, semoga kan selalu ada yang menerangi sisi gelap ini ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar