Kamis, 23 Juni 2016

Puisi Perjuangan

KAULAH PAHLAWANKU 
Oleh Abdullah Ismail

Pada untaian sajak ini aku bercerita
Tentang langkah kaki yang ku hentakan melintasi roda kehidupan
Yang tak mampu ku ungkapkan melalui bahasa kehidupan
Demi waktu ku lewati ke egoisan dunia

Sejenak ku merenung dalam sebuah perjalanan
Akan ku bawa kemanakah kaki ini melangkah
Aku dengan perlahan menelusurinya meski langkah tertatih
Di tengah masalah dunia,di tengah ke egoisan dunia, dan di tengah manusia yang menginkan semua

Sangat jelas ku menatap kerasnya kehidupan
Terdengar pula langkah kaki bercerita
Sampai saat di penghujung perjalanan
Mengisi satu persatu lembaran lembaran kisah kehidupan

Dengan langkah kaki yang semakin tak terarah
Rasa lelah semakin terlihat jelas
Ketika roda kehidupan semakin berputar
Ingin ku berlari mengapai mimpi yang tertinggal

Mengiringi roda kehidupan yang terus berputar
Bukan satu alasan untuk berhenti dalam sebuah perjalanan
Di tengah kerasnya roda kehidupan

PAHLAWANKU 
Oleh Dwi Lutfiani

Saat fajar tiba
Ia mulai bersiap - siap
Tangan kiri yang membawa senapan besi
Dan tangan kanan membawa tombak
Tas ransel pun tak ketinggalan

Meninggalkan sanak saudara dan  kerabat dekat
Demi bangsa dan negara
Serentak mengelu - elukan sang pencipta

Allahu akbar...
Teriakan para pejuangan yang tak kenal menyerah
Yang menginginkan kemerdekaan

Menumpas habis para penjajah yang tamak akan kekuasaan
Dan membebaskan negara dari prnjajahan

Ayo pahlawanku
Tumpaskan para penjajah dan
Bangunlah indonesia yang sejahtera.

HUJAN 
Oleh Retno Ari

Air yang jatuh menyejukan.
Gemuruh petir menakutkan.
Tapi, kita masih bisa tertawa.
Dalam diam. Dalam hening. Dan hidup.

Hujan, angin, awan berteman.
Bertemu dalam satu waktu.
Bersimpuh diruang yang sama.
Dan hidup oleh kekuatan yang tak kentara.

Jangan salahkan hujan kalau mendung menghadang.
Jangan jadikan langit gelap menjadi musibah.
Itu bukan petaka, itu jiwa dari hujan.
Ia datang membawa kedamaian,
biar kau tak lupa kalau riuhpun harus padam.

AYAH 
Oleh Berliana Oktafia

Gagah perkasa....
Kasihnya dapat membuatku melayang...
Pengorbanan diberikan demi buah hatinya yang tercinta....
Selalu berjuang ditengah kesesakan...

Tak pernah berkata ""aku lelah""
Tak pernah terlontar ""aku menyerah""

Sekalipun tak pernah....
Dia batu karang yang tegar hidupnya..
Kini dia telah tua dan membungkuk..
Tetapi semangat berkorban tak pernah runtuh..

Hatinya bagai emas yang terus berkilau...
Yang tetap berkilau menerangi keluarganya...

Sekarang....
Duduklah tenang dirumah.....
Kau tinggal menunggu gelar dan profesiku.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar